Senin, 28 Februari 2011

gangguan kebutuhan oksigen




BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar balakang.
      Kesehatan memang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. karena kesehatan merupakan faktor penting bagi seorang indufidu. Untuk mencapai status kesehatan seseorang tidak bisa berperan dengan sendirinya. Mereka memerlukan tenaga kesehatan dan medis lainnya. Dalam interaksi tersebut mereka memerluksn komunikasi demi efektifnya informasi yang disampaikan.
      Sepanjang rentang daur kehidupannya manusia sesungguhnya melakukan komunikasi dari mulai manusia itu masih dirahim ibunya, lalu dilahirkan sampai dengan menjelang meninggal atau kematiannya. Karena itu komunikasi tidak bisa dipisahkan dari setiap individu yang hidup. Komunikasi juga merupakan hal yang sangat penting bagi individu dalam melakukan interaksi. Kadangkala individu merasakan komunikasi menjadi tidak efektif karena kesalahan dalam menafsirkan pesan yang diterimanya. Hal ini disebabkan karena setiap manusia mempunyai keterbatasan dalam menelaah komunikasi yang disampaikan. Kesalahan dalam menafsirkan pesan bisa disebabkan karena persepsi yang berbeda-beda.

      Hal ini juga sering terjadi pada institusi pelayanan kesehatan, misalnya pasien sering komplain karena tenaga kesehatan tidak mengerti maksud pesan yang disampaikan pasien, sehingga pasien tersebut menjadi marah dan tidak datang lagi mengunjungi pelayanan kesehatan tersebut. Atau contoh lain adalah selisih faham atau pendapat antara tenaga kesalahan karena salah mempersepsikan informasi yang diterima yang berakibat terjadinya konflik antara tenaga kesehatan tersebut. Untuk itu dalam pelayanan kesehatan para tenaga kesehatan yang terkait harus selalu memperhatikan konunikasi dengan kliennya. Seperti komunikasi pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen.
Manusia yang normal akan membutuhkan oksigen sekitar 375 liter per hari. Secara alamiah, kita mendapatkan oksigen dengan bernapas melalui paru-paru. Olsigen sampai di paru-paru kemudian ke alveoli lalu akan diikat oleh hemoglobin di dalam darah. Kemudian disalurkan ke seluruh tubuh untuk membantu proses pembakaran glukosa menjadi energi.Sekali kita menghirup nafas, paru-paru bisa menampung sekitar 500 ml udara ke dalam tubuh. Dalam kondisi lelah, seperti sehabis olah raga, kebutuhan tersebut akan meningkat 5-10 kali lipat. Saat berolahraga, tubuh akan merasa lelah karena asupan oksigennya berkurang.Dalam suhu ruangan, air secara alamiah sudah mengandung oksigen sebanyak 10 ppm atau 10 miligram per liter. Pada suhu lebih rendah (misalnya dalam lemari pendingin), kadar oksigen bisa meningkat hingga 15 ppm. Dari fenomena ini bahwa mustahil makhluk hidup dialam ini yang tidak membutuhkan oksigen, karena oksigen adalah salah satu faktor penting fadari tumbuh kembang makhluk hidup, tanpa oksigen makhhluk hidup akan mati.
1.2 Tujuan
Diketahuinya pengertiaan dan konsep dasar dari oksigen.
  • Diketahuinya manfaat dari oksigen bagi makhluk hidup
  • Diketahui faktor- faktor yang mempengaruhi oksigen
  • Diketahui tanda- tanda dari kekurangan oksigen.











BAB II
KAJIAN TEORI
2.1. Pengertian
·         Oksigen adalah: salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk mempertahnkan kelangsungan hidup seluruh sel- sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup oksigen ruangan setiap kali bernapas.
·         Asma adalah suatu gangguan yang komplek dari bronkial yang dikarakteristikan oleh periode bronkospasme (kontraksi spasme yang lama pada jalan nafas). (Polaski : 1996).
·         Asma adalah gangguan pada jalan nafas bronkial yang dikateristikan dengan bronkospasme yang reversibel. (Joyce M. Black : 1996).
·         Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan bronkhi berespon secara hiperaktif terhadap stimulasi tertentu. (Smelzer Suzanne : 2001).

2.2. Penyebab masalah
  1. Faktor intrinsik
·         Infeksi : para influenza virus, pneumonia, micoplasmal. Fisik : cuaca dingin, perubahan temperatur, iritan kimia, polusi udara ( CO, asap rokok dan parfum)
·         Emosional : takut, cemas, dan tegang Aktivitass berlebihan
  1. Faktor ekstrinsik
 Reaksi antigen dan antibody, karena inhalasi allergen (debu, serbuk-serbuk, bulu binatang).



KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGEN. Makalah ini dibuat dalam rangka mengikuti mata kuliah komunikasi dalam keperawatan.
Dalam menyelesaikan makalah ini penulis banyak mendapat bantuan dari buku panduan, internet dan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini sehingga berhasil, terutama kepada dosen pembimbing.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak mengandung kekurangan, karena keterbatasan buku pegangan dan ilmu yang penulis miliki. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kepentingan makalah penulis dimasa mendatang.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca pada umumnya dan khususnya pada penulis sendiri.
                                   


Bukittinggi,     juni 2009





BAB III
PEMBAHASAN
1.      Pengertian
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk mempertahnkan kelangsungan hidup seluruh sel- sel tubuh.
Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup oksigen ruangan setiap kali bernapas.

2.      Konsep dasar
Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respiratori kardiovaskuler dan keadaan hematologi.

1.      Sistem respiratori/ pernapasan
      Terdiri atas organ pertukaran gas yaitu paru-paru dan sebuah pompa ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot- otot pernapasan diafragma, isi abdomen, dinding abdomen dan pusat pernapasan di otak.
Pada keadaan istirahat frkuensi pernapasan antara 12- 15 kali/menit
Tiga langkah dalam proses oksigenasi :
a.       Ventilasi
Yaitu proses keluar masuknya udara dari dan ke paru- paru, jumlahnya sekitar 500 ml.
Ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara intrapleura dengan tekanan atmosfer, dimana pada saat  inspirasi tekanan intrapleural lebih negatif (752 mmHg) dari pada tekanan atmosfer sehingga udara akan masuk kedalam alveoli.
Kepatenan ventilasi terganung pada:
·         Kebersihan jalan nafas, adanya sumbatan atau obstruksi jalan napas akan menghalangi masuk dan keluarnya udara dari dan ke paru- paru.
·         Adekuatnya sistem syaraf pusat dan pusat pernapasan.
·         Adekuatnya pengembangan dan pengempisan paru- paru.
·         Kemampuan otot- otot pernapasan  seperti diafragma, eksternal interkosta, inrenal interkosta, otot abdominal.
b.      Perfusi paru
Adalah gerakan darah yang melewati sirkulasi paru untuk dioksigenasi, dimana pada sirkulasi paru adalah darah deoksigenasi yang mengallir dalam arteri pulmonalis dari ventrikel kanan jantung.
c.       Difusi
Adalah pergerakan molekul dari area dengan konsentrasi tinggi ke area konsentrasi tubuh.
Terjadi antara alveolus dengan membran kapiler.
Oksigan terus menerus berdifusi dsri udara dalam alevoli ke dalam aliran darah dan karbondioksida terus berdifusi dari darah kedalam alveoli.
2.      Sistem kardiovaskuler
      Kemampuan oksigenasi pada jaringan sangat dipengaruhi oleh fungsi jantung untuk memompa darah sebagai transpor oksigen. Darah masuk ke atrium kiri dan vena pulmonalis aliran darah keluar dari ventrikrl kiri menuju aorta melelui katup aorta. Kemudian dari aorta darah disalurkan ke seluruh sirkulasi sistemik melalui arteri, arteriol, dan kapiler serta menyatu kembali membentuk vena yang kemudian dialirkan ke jantung melalui atrium kanan. Darah dari atrium kanan masuk dalam ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis kemudian keluar ke arteri pulmonalismelalui katup pulmonalis untuk kemudian dialirkan ke paru- paru kanan dan kiri untuk berdifusi. Darah mengalir didalam vena pulmonalis  kembali ke atrium kiri dan bersirkulasi secara sistemik. Sehingga tidak adekuatnya sirkulasi sistemik berdampak pada kemampuan transport gas oksigen dan karbon dioksida
3.      Hematologi.
      Sekitar 97% oksigen dalam darah dibawa eritrosit yang telah berikatan dengan hemoglobin dan 3% oksigen larut dalam plasma. Setiap 280 juta molekul Hb dan setiap molekul dari keempat molekul besi dalam Hb berikatan dengan satu molekul oksigen membentuk HbO2. Ikatan ini dipengaruhi oleh suhu, PH, konsentrasi 2,3 difosfogliserat dalam darah merah
Faktor- faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen:
v  Faktor fisiologi
1.      Menurunnya kapasitas pengikatan oksigen seperti pada anemia.
2.      Menurunnya konsentrasi O2 yang di inspirasi seperti pada obstruksi saluran napas bagian atas.
3.      Hipovolemia sehingg tekanan darah menurun mengakibatkan transport O2 terganggu.
4.      Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil dll.
5.      Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada kehamilan, obesitas, muskulus skleton yang abnormal, penyakit kronik seeprti      TBC paru
v  Faktor perkembangan
1.      Bayi prematur yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan
2.      Bayi dan toddler: adanya resiko infeksi saluran pernafasan akut.
3.      Anak usia sakolah dan remaja, resiko infeksi saluran napas dan merokok.
4.      Dewasa muda dan pertengahan: diet yang tidak sehat, kurang aktivitas
5.      Dewasa tua:adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan atterioskleorosis, elastisitas menurun.
v  Faktor prilaku
1.      Nutrisi
2.      Exercise
3.      Merokok
4.      Substance abuse( alkohol dan obat- obatan).
5.      Kecemasan
v  Faktor lingkungan
1.      Tempat kerja
2.      Suhu lingkungan
3.      Ketinggian tempat dari permukaan laut
Tanda - tanda kekurangan oksigen
  • Badan cepat lelah, letih dan lesu
  • Daya tahan tubuh cepat menurun sehingga mudah terserang infeksi.
  • Otot terasa pegal - pegal dan linu - linu.
  • Tekanan darah tinggi / rendah.
  • Gangguan pencernaan.

Manfaat oksigen bagi tubuh
  • Lebih banyak oksigen dalam tubuh akan miningkatkan daya tahan tubuh sehingga tidak mudah terserang penyakit.
  • Lebih banyak oksigen dalam otot akan meningkatkan performa, sehingga terlihat lebih segar dan selalu energik.
  • lebih banyak oksigen dalam otak membuat kita berpikir lebih jernih, tajam dan lebih wapada.
  • Lebih banyak oksigen dalam kulit akan menjadikan kulit lebih segar, lebih sehat dan awet muda.











“Gangguan oksigen pada penderita ashma”
Pengertian
Asma adalah suatu gangguan yang komplek dari bronkial yang dikarakteristikan oleh periode bronkospasme (kontraksi spasme yang lama pada jalan nafas). (Polaski : 1996).
Asma adalah gangguan pada jalan nafas bronkial yang dikateristikan dengan bronkospasme yang reversibel. (Joyce M. Black : 1996).
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan bronkhi berespon secara hiperaktif terhadap stimulasi tertentu. (Smelzer Suzanne : 2001).
Jadi dapat diketahui bahwa asma adalah suatu penyakit gangguan jalan nafas obstruktif intermiten yang bersifat reversibel, ditandai dengan adanya periode bronkospasme, peningkatan respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan yang menyebabkan penyempitan jalan nafas.
Etiologi
1) Kontraksi otot di sekitar bronkus sehingga terjadi penyempitan jalan nafas.
2) Pembengkakan membran bronkus.
3) Terisinya bronkus oleh mukus yang kental.
Gejala
            Frekuensi dan beratnya serangan asma bervariasi. Beberapa penderita lebih sering terbebas dari gejala dan hanya mengalami serangan serangan sesak nafas yang singkat dan ringan, yang terjadi sewaktu-waktu. penderita lainnya hampir selalu mengalami batuk dan mengi (bengek) serta mengalami serangan hebat setelah menderita suatu infeksi virus, olahraga atau setelah terpapar oleh alergen maupun iritan.Menangis atau tertawa keras juga bisamenyebabkantimbulnyagejala.
            Suatu serangan asma dapat terjadi secara tiba-tiba ditandai dengan nafas yang berbunyi (wheezing, mengi, bengek), batuk dan sesak nafas. Bunyi mengi terutama terdengar ketika penderita menghembuskan nafasnya. Di lain waktu, suatu serangan asma  terjadi secara perlahan dengan gejala yang secara bertahap semakin memburuk. Pada kedua keadaan tersebut, yang pertama kali dirasakan oleh seorang penderita asma adalah sesak nafas, batuk atau rasa sesak di dada. Serangan bisa berlangsung dalam beberapa menit atau bisa berlangsung sampai beberapa jam, bahkan selama beberapahari.
            Gejala awal pada anak-anak bisa berupa rasa gatal di dada atau di leher. Batuk kering di malam hari atau ketika melakukan olah raga juga bisa merupakan satu satunya gejala.
            Selama serangan, sesak nafas bisa menjadi semakin berat, sehingga timbul rasa cemas. Sebagai reaksi terhadap kecemasan, penderita juga akan mengeluarkan banyak keringat. Pada serangan yang sangat berat, penderita menjadi sulit untuk berbicara karena sesaknya sangat hebat. Kebingungan, letargi (keadaan kesadaran yang menurun seperti tidur lelap, tetapi dapat dibangunkan sebentar kemudian segera tertidur kembali) dan sianosis (kulit tampak kebiruan) merupakan pertanda bahwa persediaan oksigen penderita sangat terbatas dan perlu segera dilakukan pengobatan.Meskipin telah mengalami serangan yang berat, biasanya penderita akan sembuh sempurna, Kadang beberapa alveoli (kantong udara di paru-paru) bisa pecah dan menyebabkan udara terkumpul di dalam rongga pleura atau menyebabkan udara terkumpul di sekitar organ dada. Hal ini akan memperburuk sesak yang dirasakan oleh penderita.
Faktor Pencetus Serangan Asma
Faktor pada pasien 
§  Aspek genetik
§  Kemungkinan alergi
§  Saluran napas yang memang mudah terangsang
§  Jenis kelamin
§  Ras/etnik
Faktor lingkungan 
o   Bahan-bahan di dalam ruangan : Tungau debu rumah, Binatang, kecoa
o   Bahan-bahan di luar ruangan :
o Tepung sari bunga
o Jamur
o Makanan-makanan tertentu, bahan pengawet, penyedap, pewarna makanan
o Obat-obatan tertentu
o Iritan (parfum, bau-bauan merangsang, household spray )
o Ekspresi emosi yang berlebihan
o Asap rokok dari perokok aktif dan pasif
o Polusi udara dari luar dan dalam ruangan
o Infeksi saluran napas
o Exercise induced asthma, mereka yang kambuh asmanya ketika melakukan aktivitas fisik tertentu dan Perubahan cuaca
Gambar : asma terjadi karena penyempitan, peradangan & konstriksi otot bronkus.
Beberapa tingkatan penderita asma yaitu :
1) Tingkat I :
a)      Secara klinis normal tanpa kelainan pemeriksaan fisik dan fungsi paru.
b)      Timbul bila ada faktor pencetus baik didapat alamiah maupun dengan test provokasi bronkial di laboratorium.
2) Tingkat II :
a)      Tanpa keluhan dan kelainan pemeriksaan fisik tapi fungsi paru menunjukkan adanya tanda-tanda obstruksi jalan nafas.
b)      Banyak dijumpai pada klien setelah sembuh serangan.
3) Tingkat III :
a)      Tanpa keluhan.
b)      Pemeriksaan fisik dan fungsi paru menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas.
c)      Penderita sudah sembuh dan bila obat tidak diteruskan mudah diserang kembali
4) Tingkat IV :
a)      Klien mengeluh batuk, sesak nafas dan nafas berbunyi wheezing.
b)      Pemeriksaan fisik dan fungsi paru didapat tanda-tanda obstruksi jalan nafas.

5) Tingkat V :
a)      Status asmatikus yaitu suatu keadaan darurat medis berupa serangan asma akut yang berat bersifat refrator sementara terhadap pengobatan yang lazim dipakai.
b)      Asma pada dasarnya merupakan penyakit obstruksi jalan nafas yang reversibel.
Penatalaksanaan
Prinsip umum dalam pengobatan pada asma bronhiale :
  1. Menghilangkan obstruksi jalan nafas
  2.  Mengenal dan menghindari faktor yang dapat menimbulkan serangan asma.
  3. Memberi penerangan kepada penderita atau keluarga dalam cara pengobatan maupun penjelasan penyakit.
Penatalaksanaan asma dapat dibagi atas :
a. Pengobatan dengan obat-obatan
  • Beta agonist (beta adrenergik agent)
  • Methylxanlines (enphy bronkodilator)
  • Anti kolinergik (bronkodilator)
  • Kortikosteroid
  • Mast cell inhibitor (lewat inhalasi)
b. Tindakan yang spesifik tergantung dari penyakitnya, misalnya :
  • Oksigen 4-6 liter/menit.
  • Agonis B2 (salbutamol 5 mg atau veneteror 2,5 mg atau terbutalin 10 mg) inhalasi nabulezer dan pemberiannya dapat di ulang setiap 30 menit-1 jam. Pemberian agonis B2 mg atau terbutalin 0,25 mg dalam larutan dextrose 5% diberikan perlahan.
  • Aminofilin bolus IV 5-6 mg/kg BB, jika sudah menggunakan obat ini dalam 12 jam.
  • Kortikosteroid hidrokortison 100-200 mg itu jika tidak ada respon segera atau klien sedang menggunakan steroid oral atau dalam serangan sangat berat.

c.Pemeriksaan Penunjang :
Beberapa pemeriksaan penunjang seperti :
  1. Spirometri : Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas.
  2. Tes provokasi :
o   Untuk menunjang adanya hiperaktifitas bronkus.
o   Tes provokasi dilakukan bila tidak dilakukan lewat tes spirometri.
o   Tes provokasi bronkial seperti :Tes provokasi histamin, metakolin, alergen, kegiatan jasmani, hiperventilasi dengan udara dingin dan inhalasi dengan aqua destilata.
o   Tes kulit : Untuk menunjukkan adanya anti bodi Ig E yang spesifik dalam tubuh.
c. Pemeriksaan kadar Ig E total dengan Ig E spesifik dalam serum.
d. Pemeriksaan radiologi umumnya rontgen foto dada normal.
e. Analisa gas darah dilakukan pada asma berat.
f. Pemeriksaan eosinofil total dalam darah.
g. Pemeriksaan sputum.
Komplikasi
            Komplikasi yang dapat terjadi pada klien dengan asma adalah pneumotoraks, atelektasis, gagal nafas, bronkhitis dan fraktur iga.
Diagnosa keperawatan
Diagnosa 1 :
Ø  Tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan akumulasi mukus.
Tujuan : Jalan nafas kembali efektif.
Kriteria hasil : Sesak berkurang, batuk berkurang, klien dapat mengeluarkan sputum, wheezing berkurang/hilang, vital dalam batas normal keadaan umum baik.
Intervensi :
  1.  Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas, misalnya : wheezing, ronkhi.
Rasional : Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas. Bunyi nafas redup dengan ekspirasi mengi (empysema), tak ada fungsi nafas (asma berat).
  1.  Kaji / pantau frekuensi pernafasan catat rasio inspirasi dan ekspirasi.
Rasional : Takipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat ditemukan pada penerimaan selama strest/adanya proses infeksi akut. Pernafasan dapat melambat dan frekuensi ekspirasi memanjang dibanding inspirasi.
  1. Kaji pasien untuk posisi yang aman, misalnya : peninggian kepala tidak duduk pada sandaran.
Rasional : Peninggian kepala tidak mempermudah fungsi pernafasan dengan menggunakan gravitasi.
  1. Observasi karakteristik batuk, menetap, batuk pendek, basah. Bantu tindakan untuk keefektipan memperbaiki upaya batuk.
Rasional : batuk dapat menetap tetapi tidak efektif, khususnya pada klien lansia, sakit akut/kelemahan.
  1. Berikan air hangat.
Rasional : penggunaan cairan hangat dapat menurunkan spasme bronkus.
  1. Kolaborasi obat sesuai indikasi.
Bronkodilator spiriva 1×1 (inhalasi).
Rasional : Membebaskan spasme jalan nafas, mengi dan produksi mukosa.
Diagnosa 2 :
Ø  Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.
Tujuan : Pola nafas kembali efektif.
Kriteria hasil : Pola nafas efektif, bunyi nafas normal atau bersih, TTV dalam batas normal, batuk berkurang, ekspansi paru mengembang.
Intervensi :
  1. Kaji frekuensi kedalaman pernafasan dan ekspansi dada. Catat upaya pernafasan termasuk penggunaan otot bantu pernafasan / pelebaran nasal.
Rasional : kecepatan biasanya mencapai kedalaman pernafasan bervariasi tergantung derajat gagal nafas. Expansi dada terbatas yang berhubungan dengan atelektasis dan atau nyeri dada
  1.  Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi nafas seperti krekels, wheezing.
Rasional : ronki dan wheezing menyertai obstruksi jalan nafas / kegagalan pernafasan.
  1. Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi.
Rasional : duduk tinggi memungkinkan ekspansi paru dan memudahkan pernafasan.
  1. Observasi pola batuk dan karakter sekret.
Rasional : Kongesti alveolar mengakibatkan batuk sering/iritasi.
  1. Dorong/bantu pasien dalam nafas dan latihan batuk.
Rasional : dapat meningkatkan/banyaknya sputum dimana gangguan ventilasi dan ditambah ketidak nyaman upaya bernafas
  1. kolaborasi
- Berikan oksigen tambahan
- Berikan humidifikasi tambahan misalnya : nebulizer
Rasional : memaksimalkan bernafas dan menurunkan kerja nafas, memberikan kelembaban pada membran mukosa dan membantu pengenceran sekret.
Diagnosa 3 :
Ø  Gangguan nitrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi.
Kriteria hasil : Keadaan umum baik, mukosa bibir lembab, nafsu makan baik, tekstur kulit baik, klien menghabiskan porsi makan yang disediakan, bising usus 6-12 kali/menit, berat badan dalam batas normal.
Intervensi :
  1. Kaji status nutrisi klien (tekstur kulit, rambut, konjungtiva).
Rasional : menentukan dan membantu dalam intervensi selanjutnya.
  1. Jelaskan pada klien tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh.
Rasional : peningkatan pengetahuan klien dapat menaikan partisipasi bagi klien dalam asuhan keperawatan.
  1.  Timbang berat badan dan tinggi badan.
Rasional : Penurunan berat badan yang signifikan merupakan indikator kurangnya nutrisi
  1.  Anjurkan klien minum air hangat saat makan.
Rasional : air hangat dapat mengurangi mual.
  1. Anjurkan klien makan sedikit-sedikit tapi sering
Rasional : memenuhi kebutuhan nutrisi klien.
  1. kolaborasi
- Konsul dengan tim gizi/tim mendukung nutrisi.
Rasional : menentukan kalori individu dan kebutuhan nutrisi dalam pembatasan.
- Berikan obat sesuai indikasi.
- Vitamin B squrb 2×1.
Rasional : defisiensi vitamin dapat terjadi bila protein dibatasi.
- Antiemetik rantis 2×1
Rasional : untuk menghilangkan mual / muntah.
Diagnosa 4 :
Ø  Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
Tujuan : Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
Kriteria hasil : KU klien baik, badan tidak lemas, klien dapat beraktivitas secara mandiri, kekuatan otot terasa pada skala sedang
Intervensi :
  1. Evaluasi respons pasien terhadap aktivitas. Catat laporan dyspnea peningkatan kelemahan/kelelahan dan perubahan tanda vital selama dan setelah aktivitas.
Rasional : menetapkan kebutuhan/kemampuan pasien dan memudahkan pilihan intervensi.
  1.  Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbangan aktivitas dan istirahat.
Rasional : Tirah baring dipertahankan selama fase akut untuk menurunkan kebutuhan metabolik, menghemat energi untuk penyembuhan.
  1.  Bantu pasien memilih posisi nyaman untuk istirahat dan atau tidur.
Rasional : pasien mungkin nyaman dengan kepala tinggi atau menunduk kedepan meja atau bantal.
  1. Bantu aktivitas keperawatan diri yang diperlukan. Berikan kemajuan peningkatan aktivitas selama fase penyembuhan.
Rasional :meminimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.
  1.  Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut sesuai indikasi.
Rasional : menurunkan stress dan rangsangan berlebihan meningkatkan istirahat.
Diagnosa 5 :
Ø  Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi
Tujuan : Pengetahuan klien tentang proses penyakit menjadi bertambah.
Kriteria hasil : Mencari tentang proses penyakit :
  • Klien mengerti tentang definisi asma
  • Klien mengerti tentang penyebab dan pencegahan dari asma
  • Klien mengerti komplikasi dari asma
Intervensi :
  1. Diskusikan aspek ketidak nyamanan dari penyakit, lamanya penyembuhan, dan harapan kesembuhan.
Rasional : informasi dapat manaikkan koping dan membantu menurunkan ansietas dan masalah berlebihan.
  1. Berikan informasi dalam bentuk tertulis dan verbal.
Rasional : kelemahan dan depresi dapat mempengaruhi kemampuan untuk mangasimilasi informasi atau mengikuti program medik.
  1. Tekankan pentingnya melanjutkan batuk efektif atau latihan pernafasan.
Rasional : selama awal 6-8 minggu setelah pulang, pasien beresiko besar untuk kambuh dari penyakitnya.
  1.  Identifikasi tanda atau gejala yang memerlukan pelaporan pemberi perawatan kesehatan.
Rasional : upaya evaluasi dan intervensi tepat waktu dapat mencegah meminimalkan komplikasi.
  1. Buat langkah untuk meningkatkan kesehatan umum dan kesejahteraan, misalnya : istirahat dan aktivitas seimbang, diet baik.
Rasional : menaikan pertahanan alamiah atau imunitas, membatasi terpajan pada patogen.
Evaluasi
a. Jalan nafas kembali efektif.
b. Pola nafas kembali efektif.
c. Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi.
d. Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
e. Pengetahuan klien tentang proses penyakit menjadi bertambah






STRATEGI TINDAKAN PADA PENDERITA ASHMA
    1. PROSES KEPERAWATAN
  1. Kondisi kliens
Pasien A dengan kondisi TD 140/ 100 mmHg, Suhu 37,4 c, pernapasan cepat, mengeluarkan bunyi mengi, kelihatan lemah, batuk berdahak, hiperaktivitas bronkus, serta pusing.
  1. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang berhubungan dengan gangguan oksigenasi yang mencakup ventilasi, difusi dan transportasi.
  1. TUK
Ø  Suara obstruksi normal:
Resonan (Sonor)
Dullness
Tympany
: bergaung, nada rendah. Dihasilkan pada jaringan paru normal.
: dihasilkan di atas bagian jantung atau paru.
: musikal, dihasilkan di atas perut yang berisi udara.
Ø  Klien tampak lebih nyaman dan rilex.
Ø  Sesak berkurang, batuk berkurang, klien dapat mengeluarkan sputum, wheezing berkurang/hilang, vital dalam batas normal keadaan umum baik
Ø  Expresi wajah tenang.
  1. Tindakan keperawatan
Mengajarkan tekhnik latihan pernapasan dan mengajarkan posisi duduk yang baik dan aman serta mengajarkan cara tindakan cepat menangani asma di rumah

Strategi komunikasi pada penderita ashma
  1. Fase orientasi
      1. Salam terapeutik:
Selamat siang dek, ibuk, bapak... Saya perawat Dina hari ini akan bertugas merawat bapak dari pukul 08.00 s/d pukul 1.30 nanti.. biar hubungan kita lebih akrab adek panggil dengan kak dina aja... oke..??
      1. Validasi
Bagaimana dengan keadaan dek sekarang?? Semalam apakah tidurnya nayaman??
      1. Kontrak
Topik: begini dek,,, sepertinya adek masih sering saya lihat sakit saat ekspirasi nafas... bagaimana sebelum adek istirahat, adsaya ingin berbincang – bincang dengan adek dan keluarga sekalian saya ajarkan latihan nafas dan batuk, apakah adek dan keluarga bersedia??
Bagaimana ibuk apakah ibuk juga bersedia kalau saya minta waktu   sebentar?
Keluarga: kalau memang demi kebaikan anak kami dengan senang hati silahkan suster.
Waktu: sebelumya kita harus kontrak dulu ya buk, saya hanya minta waktu 15-20 menit.
Tempat: agar adek tidak susah pindah tempat, kita lakukan disini saja...
    1. Fase kerja
Perawat: sebelumya saya pengen tanya pada ibu dan keluarga apakah dikeluarga ibuk atau bapak juga ada riwayat menderita asma? Dan sejak kapan adek ini mederita asma?
Keluarga : tidak ada suster. Dia sejak 2 th lalu mengeluh dengan pernafasannya, namun kami tidak pernah mengecek penyakitnya,
Perawat: apa bapak atau ibu tau apa itu asma, faktor pencetus nya apa??
Keluarga: belum suster
Perawat: Asma merupakan salah satu Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) yakni penyakit paru yang memiliki kumpulan gejala klinis (sindrom). secara umum ditandai dengan:
·         Sesak napas/sukar bernapas yang diikuti dengan suara “mengi” (bunyi yang meniup sewaktu mengeluarkan udara/napas)
·         Rasa berat dan kejang pada dada sehingga napas jadi terengah-engah
·         Biasanya disertai batuk dengan dahak yang kental dan lengket
·         Perasaan menjadi gelisah dan cemas.
Faktor penyebab atau pencetus asma adalah:
·         Hiper-reaktif jalan napas.
·         Alergen
·          Status Emosi
·          Kelelahan
·         Perubahan Udara
Perawat: baik lah dek sekarang saya ingin mengajarkan adek beberapa latihan dan informasi untuk mengurangi sesak adek . kakak juga ingin memberi tahu ttg cara penggunaan inhaler. Apa adek pernah dengar atau mungkin adek tau?
Tekhnik latihan nafas:
·         Baiklah, pertama tarik nafas dalam dari hidung, sambil mata nya dipejamkan, saya akan memulai pada hitungan 1 sampai 4”
·         Setelah itu pada hitungan ke 5, 6, 7, tahan nafas kemudian hitungan ke 8, 9, 10 adek perlahan-lahan keluarkan nafas ibu melalui mulut seperti bersiul”.
 CARA PENGGUNAAN INHALER
  • Sebelum menarik nafas, adek harus buang buanglah nafas seluruhnya, sebanyak mungkin.
  • Ambil inhaler, kemudian kocok beberapa kali agar isinya tercampur dan balikan .
  • Peganglah inhaler, sedemikian hingga mulut inhaler terletak dibagian bawah
  • Tempatkanlah inhaler dengan jarak kurang lebih dua jari di depan mulut (jangan meletakkan mulut kita terlalu dekat dengan bagian mulut inhaler)
  • Bukalah mulut dan tariklah nafas perlahan-lahan dan dalam, bersamaan dengan menekan inhaler (waktu saat menarik nafas dan menekan inhaler adalah waktu yang penting bagi obat untuk bekerja secara efektif)
  • Segera setelah obat masuk, tahan nafas selama 10 detik (jika tidak membawa jam, adek bisa hitung dalam hati dari1-10 )
  • Setelah itu, jika masih dibutuhkan dapat mengulangi menghirup lagi seperti cara tadi, sesuai aturan pakai yang diresepkan oleh dokter
  • Setelah selesai, adek harus bilas atau kumur dengan air putih untuk mencegah efek samping yang mungkin terjadi.
Perawat: bisa khan?? Nah untuk latihan batuk adek harus mendapatkan posisi yang nyaman misalnya posisi semi fowler
Posisi semi fowler akan mempermudah untuk bernafas
dan adek harus selallu melakukan pernapasan diagpragma atau bibir. Jika sesak nafas adek datang adek juga bisa  baring dengan kepala tempat tidur ditinggikan 30 sampai 45 derajat untuk mengoptimalkan pernapasan. Untuk mengurangi sesak, adek juga bisa melakukan gerakan- gerakan mudah seperti tertawa, meniup balon atau dengan latihan nafas yang sudah kakak ajarkan.
    1. Fase terminasi
·         Evaluasi:
Nah bagaimana apakah adek lebih terasa nyaman dengan latihan serta informasi yang sudah kakak berikan??
·         Tindak lanjut.
Baiklah dek, sekarang adek bisa istirahat kembali. Adek  bisa melakukan tekhnik yang sudah kakak ajarkan secara mandiri. Jangan lupa untuk sering latihan- latihan,,, oke... adek juga pengen sehat kan seperti teman- teman yang lain,, adek harus selalu membawa obatt asma kemanapun pergi, menyimpan obat-obatnya dengan baik, serta mengecek tanggal kadaluarsa obat tersebut. Dan buat keluarga selalu ciptakan lingkungan rumah yang bersih dan nyaman.seperti
        1. Selalu membersihkan rumah untuk menghindari debu
        2. Tidak memelihara binatang yang berbulu di dalam rumah
        3. Mencegah polusi udara
        4.  Mempertahankan aliran udara didalam rumah atau kamar dengan jendela dan ventilasi yang cukup dan terbuka
·         Kontrak yang akan datang:
berhubung waktu kontrak kita telah habis, sesuai dengan kontrak awal kita yaitu hanya20 menit maka saya harus kembali keruangan perawat.  jika nanti perlu bantuan adek atau keluarga bisa panggil saya di ruang perawat. Dan terima kasih atas waktunya ibukbeserta keluarga ...








BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
            Asma adalah salah satu gangguan dalam pemenuhan oksigen. Faktor pencetus asma dapat intrinsik maupun ekstrinsik. Dari faoktor instinsik dipengarhi oleh infeksi dan emosional sedangkan dari faktor ektrinsik dipengaruhi oleh cuaca seperti dingin. Asma juga dapat disebabkan oleh Kontraksi otot di sekitar bronkus sehingga terjadi penyempitan jalan nafas, Pembengkakan membran bronkus, Terisinya bronkus oleh mukus yang kental
4.2 Saran
Untuk menghindari dampak dari asma maka perawat sebagai pemberi asuhan klien harus lebih intensif dalam mempberikan asuhan kep pada pasien asma. Dan perawat dapat melakukan latihan- latihan ringan kepada pasien dalam mengurangi sakit saat inspirasi atau ekspirasi nafas. Seperti mengajarkan tekhnik pernafasan dan memberikn informasi- informasi demi kenyamanan klien.










2 komentar:

  1. anak akper y mb. . . saya anak akper poltekkes malang. alam kenal. main k web saya mb. . .
    ade_rama.tokobagus.com

    oh ya mb. . .saya msh tingkat 2 baru praktek. minta bantuin bloknya di lengkapi kyk askep2.gt

    BalasHapus
  2. blok saya jug ada
    parfumlawang.blogspot.com

    BalasHapus